kali Pertama

Selamat datang di blog qibo, kalipertama. Disini ada banyak cerita dituliskan. yang pasti semua aku dilakukan pertama kali.

Selasa, 11 Januari 2011

Asa pada Bayangan

Tak pernah di mengerti jalan takdirmu. Ketika tak ada lagi tumpuan rasa, muncul cela cahaya diujung asa. Ketika tak mampu lagi berdiri dan hampa, ada senyum terindah dari banyangan itu sebagai pengobat lara. Senyum yang tak pernah aku dapat dan dilihat. Sebuah pengorbanan waktu dan rasa untuk melihatnya kembali. Setiap detik, setiap menit menunggu akan hadirnya bayangan itu. Hingga aku jatuh tertidur karena lelah menunggunya.

Tetesan mutiara yang keluar dari kelopak mata tak dapat dibendung lagi. Raga muram durja menahan amarah hingga mengutuk diri, yang tak bisa melawan pilu dan cemburu dihati. Mungkinkah akan bertemu senyum dari bayang-bayang kebencian. Apa mungkin bayangan itu datang jika senyum tak pernah lagi ingin berteman denganku.

Kebencian dan keramahan dua kata yang bertentangan dalam pikiran. Keduanya seakan memberontak dalam pikiranku, yang tak pernah dapat aku padamkan. Tak pernah niat untuk membenci karena rasa yang lara. Ketika ramah tak pernah dapatkan lagi senyum itu. Tak banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencari jawaban pikiran tentang bayangan itu. Hanya waktu yang menemani raga untuk setia berada dalam penantian.

Rintikan hujan yang membasahi bumi, seakan marah melihat tindakan yang bodoh itu. Air yang membasahi seluruh tubuh akan membawa kedamaian rasa, yang menimbulkan cahaya jauh diujung lara. Asa yang hanya sebuah titik kecil tak cukup untuk sebuah penerangan jiwa. Namun,tak pernah sesali setiap kisah yang terjadi. Semakin lengkap ku tulis dari setiap kisah yang terangkum. Kisah yang akan diceritakan jika bertemu bayangan itu. Seakan membawa senyuman itu datang kembali.

Minggu, 26 Desember 2010

Satpam juga Juru Parkir

Pekerjaan yang ringan, namun memiliki tanggungjawab langsung berada dibalik jeruji besi. Status pekerjaanannya pun juga menjadi jaminan.


Siang itu, pancaran cahayanya menembus sela dedaunan. bagai lampu dengan daya 1000 volt. Ujung-ujungnya bak pisau belati ketika langsung tersentuh kulit. Jauh disudut kiri parkiran mobil depan Fakultas Ekonomi dan Fakultas Keguruan dan Pendidikan, terdengar lengkingan khas suara pluitnya.


Seragam lengkap tak pernah lepas dari tubuhnya saat bertugas. Topi yang setia menemainya dari terik panas mataharai dan hujan. Kemeja putih lengkap dengan atribut dikanan dan kiri. Satpam UMSU, Dede Pramana rapi dipintal oleh jarum menggunakan benang hitam. Letaknya tepat berada di dada membuat bangga akan pekerjaannya.


Sambil menganyunkan tangan maju mundur, dia menata rapi mobil yang masuk. “Terus… terus… balas ke kanan , balas ke kiri dikit….. oouup…,” teriak kecil Dede.


Selesai satu mobil. Bukan berarti selesai tugasnya. Menyusul mobil yang lain. Meski ringan, namun melelahkan. Halaman central UMSU sebenarnya khusus untuk parkir mobil, tetapi masih banyak sepeda motor yang masuk dan parkir semebarang.


“Sebenarnya kalau saja semua mahasiswa mematuhi peraturan yang berlaku, maka parkir tidak akan semraut,” tuturnya kesal.

Tenda warna orange berukuran 1.5 x 1.5 m, satu meja dan dua kursi sebagai tempat berteduh melepas lelah. Wartini salah satu satpam UMSU wanita, saat ini bekerja dijam yang sama dengan Dede, menjadi temannya berkisah mulai pagi sampai siang. Sore sampai malam sudah berganti yang bertugas.


Pekerjaan yang mereka lakukan tak setimpal dengan upah perbulan yang mereka peroleh. Apa lagi mereka mengemban dua tugas sekaligus, sebagai menjaga keamanan dan juru parkir kampus. Andaikan kita bisa mendengar jeritan hati seorang satpam. Tak kan pernah kita membentaknya, yang hanya karena ingin melaksanakan tugas demi sekarung beras.


Mereka hanya menjalankan tugas sebagai satpam. Memperketat keamanan, khususnya dalam hal kenderaan bermotor. Setiap sepeda motor yang keluar dari parkiran wajib menunjukan Surat Tanda Kenderaan Bermotor (STNK). Kita semua sudah pasti tahu tujuan untuk apa.


Namun, mahasiswa tak pernah memahami hal itu. Betapa berat tanggungjawab yang mereka pikul. “Mahasiswa ini, diminta tunjukin STNK saja pake marah-marah,” ujar wartini. Padahal semua dilakukan untuk keamanan.

Mereka tak bisa bertindak banyak. Mereka pasrah. Meskipun begitu, diantara mahasiswa yang bandal masih banyak mahasiswa yang memiliki hati nurani. Setidaknya, meringankan pekerjaan meraka.

Satpam juga Juru Parkir

Pekerjaan yang ringan, namun memiliki tanggungjawab langsung berada dibalik jeruji besi. Status pekerjaanannya pun juga menjadi jaminan.

Siang itu, pancaran cahayanya menembus sela dedaunan. bagai lampu dengan daya 1000 volt. Ujung-ujungnya bak pisau belati ketika langsung tersentuh kulit. Jauh disudut kiri parkiran mobil depan Fakultas Ekonomi dan Fakultas Keguruan dan Pendidikan, terdengar lengkingan khas suara pluitnya.

Seragam lengkap tak pernah lepas dari tubuhnya saat bertugas. Topi yang setia menemainya dari terik panas mataharai dan hujan. Kemeja putih lengkap dengan atribut dikanan dan kiri. Satpam UMSU, Dede Pramana rapi dipintal oleh jarum menggunakan benang hitam. Letaknya tepat berada di dada membuat bangga akan pekerjaannya.

Sambil menganyunkan tangan maju mundur, dia menata rapi mobil yang masuk. “Terus… terus… balas ke kanan , balas ke kiri dikit….. oouup…,” teriak kecil Dede.

Selesai satu mobil. Bukan berarti selesai tugasnya. Menyusul mobil yang lain. Meski ringan, namun melelahkan. Halaman central UMSU sebenarnya khusus untuk parkir mobil, tetapi masih banyak sepeda motor yang masuk dan parkir semebarang.

“Sebenarnya kalau saja semua mahasiswa mematuhi peraturan yang berlaku, maka parkir tidak akan semraut,” tuturnya kesal.

Tenda warna orange berukuran 1.5 x 1.5 m, satu meja dan dua kursi sebagai tempat berteduh melepas lelah. Wartini salah satu satpam UMSU wanita, saat ini bekerja dijam yang sama dengan Dede, menjadi temannya berkisah mulai pagi sampai siang. Sore sampai malam sudah berganti yang bertugas.

Pekerjaan yang mereka lakukan tak setimpal dengan upah perbulan yang mereka peroleh. Apa lagi mereka mengemban dua tugas sekaligus, sebagai menjaga keamanan dan juru parkir kampus. Andaikan kita bisa mendengar jeritan hati seorang satpam. Tak kan pernah kita membentaknya, yang hanya karena ingin melaksanakan tugas demi sekarung beras.

Mereka hanya menjalankan tugas sebagai satpam. Memperketat keamanan, khususnya dalam hal kenderaan bermotor. Setiap sepeda motor yang keluar dari parkiran wajib menunjukan Surat Tanda Kenderaan Bermotor (STNK). Kita semua sudah pasti tahu tujuan untuk apa.

Namun, mahasiswa tak pernah memahami hal itu. Betapa berat tanggungjawab yang mereka pikul. “Mahasiswa ini, diminta tunjukin STNK saja pake marah-marah,” ujar wartini. Padahal semua dilakukan untuk keamanan.

Mereka tak bisa bertindak banyak. Mereka pasrah. Meskipun begitu, diantara mahasiswa yang bandal masih banyak mahasiswa yang memiliki hati nurani. Setidaknya, meringankan pekerjaan meraka.

Kamis, 18 November 2010


gelap malam itu tak banyak kata. hanya ada kata yang tertunda. hanya ada tanya kecewa dalam hati. pilu menghinggapi hati. sementara harap tuk ucap kata tak pernah terbalas. sementara cara pun tak berguna lagi. jauh sudah langkah menapaki rasa. sementara lelah jiwa ingin berhenti. tak cukup tinta ini untuk melanjutkan kisah. kisah yang tak pernah ku temukan ujungnya. ingin mengganti tinta, namun kertas putih polos itu enggan dilanjutkan. hanya setengah darinya yang ditorehkan tinta. dibalik kertas polos itu tawaku kubersandiwara menahan emosi. ditengah halaman menanti rembulan yang ingin diterangi matahari. namun, aku putuskan untuk sejenak ku tutup lembaran rasa.

sejenak keheningan membuat nyaman jiwa. kapan akan ku ganti tinta itu?



Minggu, 31 Oktober 2010

Bukan Hanya Sekedar Penghibur
Diriku ini Sayang
Bukan Pula Sekedar Pelepas
Rindumu Oh Sayang
Sakit Hatiku
Kau Buat Begini

Kau Datang dan Pergi
Sesuka Hatimu
Oohkejamnya Dikau
Teganya Dikau Padaku
Kau Pergi dan Datang
Sesukan Hatimu
Ooh Sakitnya Hati
Bencinya Hati Padamu

Sakitnya Hati Ini
Namun aku Rindu
Bencinya Hati Ini
Tapi aku Rindu

Wali Yank


yank coba kau jujur padaku

yank foto siapa di dompetmu

yank kok kamu diam membisu

sayang jawab atau aku pergi sayang


reff:

aku tak mau bicara

sebelum kau cerita semua

apa maumu, siapa dirinya

tak betah bila ada yang lain


jangan hubungi ku lagi

ini bisa jadi yang terakhir

aku ngerti kamu, kau tak ngerti aku

sekarang atau tak selamanya


yank jangan kira ku tak tahu

yank tak mudah kau bodohiku

yank tolong dengarkanlah aku

tapi sayang masih pantaskah kau ku panggil sayang


repeat reff


saat kamu mau bicara

dan ku akan cerita semua

apa mauku, siapa dirinya

karna memang tak ada yang lain


terus hubungiku lagi

jangan bilang ini yang terakhir

aku ngerti kamu, kamu ngerti aku

aku sayang kamu selamanya


repeat reff



Lirik lagu Wali Yank ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 terbaru.

Rabu, 20 Oktober 2010