kali Pertama

Selamat datang di blog qibo, kalipertama. Disini ada banyak cerita dituliskan. yang pasti semua aku dilakukan pertama kali.

Rabu, 28 Desember 2011


Jeritan Kebahagian

Aku telah meninggalkan tahap ke II dengan senyuman kebahagian mereka (keluarga). Dengan pakaian toga dan topi hitam yang memiliki sumbu berwarna kuning telah bergeser kekanan, maka resmi menjadi seorang sarjana sosial. Tawa bahagia yang tersirat didalam diri dan terpancar dari raut wajah keduanya yang tak muda lagi. Orang yang telah memenuhi kebutuhan ku selama ini. Terima kasih ma, pa.

Kebahagian yang tak terbendung dari seorang lelaki tua yan renta dan pendampingnya yang setia itu. Terlihat dari sorot mata mereka yang berkaca-kaca saat menatapku. Pelukan erat dari mereka yang hangat membuatku terharu.

Keberhasilan yang ku capai saat ini, hasil dari semua suara-suara sumbang yang selalu menghantui setiap langkahku. Suara sumbang itu berasal dari pesan si mama, papa, kakek, kedua sahabatku, dan keinginan ku akan sebuah prestise yang ada dalam diriku. Ucapan dan wajah mereka selalu terngiang di otak ku. Hampir ku Tak sanggup melawan nya. Hingga menyesak dada dan jantung yang berdetak berdetak lebih kencang seperti diatas sepeda motor dengan kecepatan 90 km/jam. Sakit sekali.

Namun semua proses yang aku jalani untuk mencapai tahap ke II ini, menambah satu cerita unik yang akan ku ceritakan ke anak cucu nanti…

Kerinduan


Pada suatu hari nanti

Ku tau jasadku tak akan nada lagi

Tapi dalam bait-bait sajak ini

Kau tak akan kurelakan sendiri

Ku tau pada suatu hari nanti

Suaraku tak akan terdengar lagi

Tapi diantara nada-nada sajak ini

Kau akan tetap ku awasi


Ku tau pada suatu hari nanti

Impianku pun tak di kenal lagi

Namun diantara sela-sela huruf sajak ini

Kau tak akan susah payah mencariku

Minggu, 02 Oktober 2011



mungkin ini foto pertama dan terakhir untuk berdua, tak ada lagi tentang nya dan mereka. tapi waktu di pantai itu, aku sangat merasakan gembira, sampai tak bisa diungkapkan dengan kata dan kaliamt. membuatnya tertawa dan masuk ke komunitas ku. tak menyesal aku bertemu dengan mu.

Senin, 19 September

Senin yang cerah, takk secarah hati ku. aku berjalan dengan sepeda motor menuju kantor, tanpa kata dan senyuman. tak tahu hal apa yang buat aku seperti ini. kau tau Ri, hati beku dan perasaan dingin. enggan untuk ngomong dengan orang yang ada disekeliling. semua ruangan serasa hampa dan kosong. bunyi ketikatan ku nyaris tak terdengar. ketika ada perkataan yang sedikit menyinggung, darah terus mendidih. tak peduli siapa yang pun itu. pintu aku tutup dan aku mulai merenung. sesaat tak terasa tetesan mutiara hati jatuh perlahan membasahi dinding pipiku. aku rindu dengan orang-orang yang pernah menjadi tempat ku membagi suka dan duka. apa kabar kalian?. maafkan aku jika terlalu egois dan jika pekataan ku pernah menyakiti kalian.

Selasa, 05 April 2011

Nikita Willy Lebih Dari Indah

bergetar hati ini saat mengingat dirimu
mungkin saja diri ini tak terlihat olehmu

aku pahami itu

reff:
bagaimana caranya agar kamu tahu bahwa
kau lebih dari indah di dalam hati ini
lewat lagu ini ku ingin kamu mengerti
aku sayang kamu, ku ingin bersamamu

meski ku tak pernah tahu kapan kau kan mengerti
ku coba tuk berharap


Selasa, 11 Januari 2011

Asa pada Bayangan

Tak pernah di mengerti jalan takdirmu. Ketika tak ada lagi tumpuan rasa, muncul cela cahaya diujung asa. Ketika tak mampu lagi berdiri dan hampa, ada senyum terindah dari banyangan itu sebagai pengobat lara. Senyum yang tak pernah aku dapat dan dilihat. Sebuah pengorbanan waktu dan rasa untuk melihatnya kembali. Setiap detik, setiap menit menunggu akan hadirnya bayangan itu. Hingga aku jatuh tertidur karena lelah menunggunya.

Tetesan mutiara yang keluar dari kelopak mata tak dapat dibendung lagi. Raga muram durja menahan amarah hingga mengutuk diri, yang tak bisa melawan pilu dan cemburu dihati. Mungkinkah akan bertemu senyum dari bayang-bayang kebencian. Apa mungkin bayangan itu datang jika senyum tak pernah lagi ingin berteman denganku.

Kebencian dan keramahan dua kata yang bertentangan dalam pikiran. Keduanya seakan memberontak dalam pikiranku, yang tak pernah dapat aku padamkan. Tak pernah niat untuk membenci karena rasa yang lara. Ketika ramah tak pernah dapatkan lagi senyum itu. Tak banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencari jawaban pikiran tentang bayangan itu. Hanya waktu yang menemani raga untuk setia berada dalam penantian.

Rintikan hujan yang membasahi bumi, seakan marah melihat tindakan yang bodoh itu. Air yang membasahi seluruh tubuh akan membawa kedamaian rasa, yang menimbulkan cahaya jauh diujung lara. Asa yang hanya sebuah titik kecil tak cukup untuk sebuah penerangan jiwa. Namun,tak pernah sesali setiap kisah yang terjadi. Semakin lengkap ku tulis dari setiap kisah yang terangkum. Kisah yang akan diceritakan jika bertemu bayangan itu. Seakan membawa senyuman itu datang kembali.