Kau tahu nuq, aku sangat gunda melihat kegiatanmu yang sering pulang malam. Ditambah setiap seminggu sekali harus ke luar kota dengan rekan mu. Aku perhatikan selama beberapa minggu ini, ketika aku Tanya kabar mu, masih diluar, dan belum pulang. Ketika teman-teman mu telpon selalu ada dirumah. Kejadian yang sama terulang 2 kali. Pikiran skeptis pun timbul terhadap mu.
Aku tahu apa pekerjaanmu dan teman-temanmu. Bagaimana rasa nya kerja yg dilapangan itu terlalu banyak menyimpan kecurigaan. Mencoba untuk percaya setiap apa yang kau ceritakan padaku, bukan usaha yang mudah. Meskipun kamu juga pernah bilang ke aku, tapi tak membuatku dengan mudah percaya. Meski aku sudah di kenalkan dengan orang tua mu. Meski kakak kamu sudah tau aku yang menjadi pacarmu yang beneran. Tak cukup untuk mengumpulkan kepercayaan itu.
Nuq, jujur aku memang tak ingin kehilangan seorang sahabat, seperti kamu. Cara mu menyayangi memang sangat berbeda. Kita sama-sama orang yang memiliki bintang capricon, yang sangat cuek dengan teman spesialnya. Namun, sangat frenship dengan sahabat sendiri. Karakter yang sama didalam kita semoga bisa membuat kita saling mengisi.
Dalam hati sebenarnya ingin sekali membuatkan teh hangat saat kau pulang dan melepaskan lelahmu di pundakku. Saat dimana kau memang saling berbgai cerita. Dan aku juga melepas lelahku di pangkuanmu. Tapi itu mustahil terjadi, karena belum ada etikat baikmu yang membuatku untuk menambah itu. Tapi aku ingin disaat kau datang ke rumah ku akan ku suguhkan senyuman manis untukmu.
Aku akan jauh suda jauh sekarang, aku berharap aku akan tetap menjadi yang terakhir bagimu untuk mendampingimu nanti, karena aku sayang kamu.
kali pertama
kali Pertama
Minggu, 26 Februari 2012
Gunda Ku
Selasa, 10 Januari 2012
Benci dan Cinta
Rabu, 28 Desember 2011
Jeritan Kebahagian
Aku telah meninggalkan tahap ke II dengan senyuman kebahagian mereka (keluarga). Dengan pakaian toga dan topi hitam yang memiliki sumbu berwarna kuning telah bergeser kekanan, maka resmi menjadi seorang sarjana sosial. Tawa bahagia yang tersirat didalam diri dan terpancar dari raut wajah keduanya yang tak muda lagi. Orang yang telah memenuhi kebutuhan ku selama ini. Terima kasih ma, pa.
Kebahagian yang tak terbendung dari seorang lelaki tua yan renta dan pendampingnya yang setia itu. Terlihat dari sorot mata mereka yang berkaca-kaca saat menatapku. Pelukan erat dari mereka yang hangat membuatku terharu.
Keberhasilan yang ku capai saat ini, hasil dari semua suara-suara sumbang yang selalu menghantui setiap langkahku. Suara sumbang itu berasal dari pesan si mama, papa, kakek, kedua sahabatku, dan keinginan ku akan sebuah prestise yang ada dalam diriku. Ucapan dan wajah mereka selalu terngiang di otak ku. Hampir ku Tak sanggup melawan nya. Hingga menyesak dada dan jantung yang berdetak berdetak lebih kencang seperti diatas sepeda motor dengan kecepatan 90 km/jam. Sakit sekali.
Namun semua proses yang aku jalani untuk mencapai tahap ke II ini, menambah satu cerita unik yang akan ku ceritakan ke anak cucu nanti…
Kerinduan
Pada suatu hari nanti
Ku tau jasadku tak akan nada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau tak akan kurelakan sendiri
Ku tau pada suatu hari nanti
Suaraku tak akan terdengar lagi
Tapi diantara nada-nada sajak ini
Kau akan tetap ku awasi
Ku tau pada suatu hari nanti
Impianku pun tak di kenal lagi
Namun diantara sela-sela huruf sajak ini
Kau tak akan susah payah mencariku
Minggu, 02 Oktober 2011
Senin, 19 September
Selasa, 05 April 2011
Nikita Willy Lebih Dari Indah
aku pahami itu
reff:
bagaimana caranya agar kamu tahu bahwa
kau lebih dari indah di dalam hati ini
lewat lagu ini ku ingin kamu mengerti
aku sayang kamu, ku ingin bersamamu
meski ku tak pernah tahu kapan kau kan mengerti
ku coba tuk berharap